Hasnul Suhaimi lahir di Bukit Tinggi, 23 April 1957. Ia pernah bersekolah di SMPN 4 Panorama Bukit Tinggi, setelah tamat ia melanjutkan pendidikannya di SMAN 1 Bukit Tinggi. Di SMA Hasnul mulai aktif berorganisasi dan menjadi ketua OSIS. Setelah menamatkan SMAnya, dia memutuskan untuk kuliah di ITB dan mengambil jurusan teknik elektro, hingga akhirnya mendapat gelar Sarjana Teknik.
Hasnul dilahirkan
ditengah-tengah kelurga yang kurang mampu. Pekerjaan orang tuanya adalah guru.
Hasnul mempunyai 4 orang adik perempuan dan satu orang kakak laki-laki. Saat
menginjak umur 2 tahun hingga berumur 6 tahun, Hasnul dititipkan di rumah neneknya
di kampung Bonjo, Panampuang, yang jaraknya 11 kilometer dari kota Bukit
Tinggi. Ketika mulai sekolah, ia kembali kembali kerumah orangtuanya di Bukit
Tinggi. Hasnul banyak menghabiskan waktunya dirumah dengan membaca buku
pelajaran dan komik, sehingga dia menjadi anak rumahan
Sebelum kuliah Hasnul
sempat diterima kerja praktek di Schlumberger Australia selama sebulan, setelah menamatkan kuliah di ITB, dia
diterima bekerja di perusahaan minyak dan gas Schlumberger pada tahun 1981
sebagai instrument engineer. Meskipun telah bekerja di perusahaan besar, justru
ia melihat peluang besar di dunia telekomunikasi indonesia, karna ketika itu
perkembangan dunia telekomunikasi di Indonesia belum seperti sekarang ini.
Akhirnya Hasnul
memutuskan untuk pindah ke perusahaan Indonesia Stelindo Corporation Tbk.
Dengan jabatan sebagai staf perencanaan. Ditengah-tengah kesibukannya di
Indosat, ia menyempatkan diri untuk mengambil program MBA (Master of Business
Administration) di Universitas Hawaii, Manoa, Amerika Serikat dan lulus pada
tahun 1992.
Meskipun banyak
mendapatkan tawaran pekerjaan yang menggiurkan, namun Hasnul tetap setia dengan tugas yang diembannya. Hasnul pernah
ditugaskan oleh Indosat ke Telkomsel sebagai Direktur niaga selama 2 tahun dan
dipindahkan lagi ke IM3. Namun dengan bertambahnya
Ilmu, pengalaman serta kinerjanya di Indosat semakin meningkat, tahun 2005
Hasnul resmi di angkat menadi direktur utama Indosat. Keputusan yang
mengejutkan dibuatnya pada tahun 2006, dimana ia memutuskan berpindah ke PT.
Xcelcomindo Pratama Tbk. Yang sekarang
telah berganti nama menjadi PT. XL Axiata Tbk. Sejak tahun 2009.
Dialah yang
menciptakan trademark Tarif XL murah
sejak perang tarif antar provider.
Sebagai seorang
pemimpin, Hasnul adalah seorang pemimpin yang menguasai bidangnya, yaitu elektronika,
marketting dan kepemimpinan. Hasnul juga dikenal sebagai sosok yang ramah,
rendah hati dan terbuka.
Hasnul menilai, tenaga
dan femikirannya lebih dibutuhkan oleh XL karna di Indosat tenaganya sudah
tidak begitu dibutuhkan, di Xl lebih memiliki tantangan baru dan saling
menguntungkan bagi dirinya pribadi dan perusahaan. Perusahaan membutuhkan
femikirinnya, dan di XL memiliki sesuatu yang dia belum miliki. Baginya kita
harus menjadi seperti air sebelum menjadi hujan, ketika menjadi air menguap setinggi-tingginya
yaitu menuntut ilmu setinggi-tingginya, ketika sudah tinggi menjadi hujan yang
bermanfaat mengalir kemana saja dan dibutuhkan oleh orang lain.
Hasnul terus
mengembangkan dan menyumbangkan femikirannya di XL, hingga saat ini telah
banyak prestasi dan penghargaan yang telah diperolehnya, antara lain:
1. Pada
desember 2009, Hasnul mendapatkan penghargaan sebagai CEO idaman versi Majalah
Warta Ekonomi. Penilaian ini berdasarkan survey atas beberapa CEO yang dinilai
mampu membawa perusahaannya menjadi lebih maju, memiliki citra yang baik,
cerdas, memiliki strategi bisnis yang tajam, dan piawai mengelola perusahaan,
serta memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat.
2.
Pada 4 November 2010, Hasnul terpilih
sebagai The Best Chief Executive Officer (CEO) Indonesia 2010 dari majalah SWA.
Penghargaan ini didasarkan pada penilaian atas dua parameter (CEO Index) yakni
kepemimpinan dan komitmen karyawan. The Best CEO tahun 2010 itu dipilih dari
300 kandidat dengan cara survey online kepada 30-50 karyawan yang menjabat 1-4
level di bawah CEO. Hasnul dinilai sukses merevitalisasi PT XL Axiata yang pada
awal tahun 2007 sempat menurun.
3.
Pada april 2011, Hasnul mendapat
penghargaan dari Telecom Asia Awards 2011 sebagai Telecom CEO of The Year,
sementara itu PT XL Axiata sebagai Best Emerging Market Carrier. Para pemenang
Telecom Asia Award 2011 adalah yang terbaik dari lebih 100 operator baik
jaringan tetap, mobile, maupun konvergensi dari seluruh penjuru Asia. Penetapan
pemenang dilakukan secara bertahap melalui serangkaian penilaian yang dilakukan
oleh pembaca majalah Telecom Asia, juri, dan editor.
4. PT
XL Axiata Tbk. Dibawah pimpinan Hasnul berhasil mempertahankan predikat sebagai
The Best Operator dan The Best Operator Product dalam ajang Golden Ring Award
2010. Dengan demikian, XL berhasil mempertahankan predikat tersebut selama 3
tahun berturut-turut sejak Golden Ring Award kali pertama diselenggarakan pada
2008.
Sumber: